dakwatuna.com - Tahukah Anda, mana laki-laki yang
benar-benar mencintai karena Allah dan hanya iseng semata. Coba cermati
dari beberapa sudut deh… pernahkah mereka meremehkan Anda (berkata yang
tidak senonoh)? Pernahkah mereka menertawakan candaan yang membahas
tentang pelecehan wanita? Pernahkah mereka memaksa melakukan hal yang
memang belum pantas untuk dilakukan? Dengan alasan ‘aku sayang kamu’.
Yuukk… kita cermati bareng-bareng apa bener nih orang (laki-laki) serius sama kita or just kidding, just happy, just hujan heee…
Nyatanya
di lapangan (dunia nyata maksudnya) banyak laki-laki yang bilang sayang
dan sudah mendapatkan sesuatu dari kita, pada akhirnya bilang ‘kayanya
kita udah gak cocok’ beeeeewwwwhhhh gubrrraaakkkk deh kita, kemakan
cocok terus gak cocok. Na’uuzhubillah.
Koreksi
lagi yuukk… apa kita yang salah? Atau mereka yang salah? Hmmmm…. gak
usah cari yang salah deh yang penting kamu inget, kamu tuh lagi di incer
(awasi) sama Tuhan. Coba kalau kita pake konsep ihsan bila mau
melakukan apapun, masih inget konsepnya? Mari kita mengingat
bersama-sama, IHSAN:” Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu
melihat Dia. Jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu” nah
ingatannya dah kembali pulihkan? Kalau nanti di antara kita ada yang
lupa, yuk kita ingetin sama-sama, hitung-hitung berdakwah kecil-kecilan.
Nah bagaimana ya kalau ada yang ngajak nikah tapi tuh orang (laki-laki) sambil cengengesan (senyum-senyum malu) gimana ya?
Coba
kita pereteli dulu deh. Pernahkah dia menyentuh kita? Pernahkah dia
mengajak berbuat maksiat? Pernahkah dia mencoba merayumu? Pernahkah?
Pernahkah? (tanya sendiri)
Laki-laki kaya gini masih diragukan ya?
Atau pernahkah ada yang meminang Anda dengan kalimat ‘as-aluka billaah… will you marry me?’
(aku meminta/bertanya kepadamu dengan nama Allah, maukah kau menikah
denganku?) Wuiiiihhh pake nama Allah… apa masih harus diragukan?
Kehati-hatian
itu perlu karena menikah adalah hal yang bukan main-main, ini adalah
sunnah NabiyaAllah dan bisa menjadi wajib bagi kita (coba liat hukum
menikah). Untuk yang bilang mengikut sertakan kalimat Allah, sebaiknya
ditelaah kembali. Syar’ikah dia mengkhitbah kita? Meminta kita langsung
kepada kita atau langsung menemui keluarga kita? Selalu ghadul bashar (menjaga pandangan) atau tidak ketika melihat kita?
Wah
pokoknya banyak deh yang harus diperinci… tapi ingatlah keputusan yang
terbaik harus tetap diserahkan kepada Allah dengan jalan shalat
istikharah (shalat meminta petunjuk). Keep mendakwahi diri. ^_^